Sejakkecil, ia tinggal bersama nenek, kakak, dan adiknya. Karena ayahnya harus bekerja di luar kota dan jarang sekali bertemu dengan Haruka. "Sudah cerai dan ditinggal (oleh mama). Sejak tiga tahun, ibu hilang. Sampai sekarang enggak tahu," kata Haruka. Artikel terkait: Iori Anak Putri Titian Dimasukkan ke Sekolah Kristen, Apa Alasan Sang Bunda?
Ketigakakek itu rupanya sudah bersahabat sejak mereka kecil. Bahkan ketika di usia tua, mereka tetap kompak berkumpul bersama. Dalam video itu, mereka tampak sedang berkumpul dan duduk di depan rumah. Mereka tampak bersantai. Rambut putih dan kulit keriput mereka terlihat dengan sangat jelas. Meski demikian, mereka tetap kompak saat bergaya.
QbikY2. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Kisah hidupku dari kecil sampai saat iniNama saya molla arurelia, biasanya di panggil Molla saya lahir pada tanggal 25november 1999 dibandung. Masa kecil saya tidak jauh beda dengan anak anak lainnya, atau jg masa saya Masi Bayi, saya diasuh oleh ibu saya,beliau sangat sayang kepada umur 3-4tahun saya bru bisa berbicara, dan yang lucunya pada saat baru bisa berbicara pertama kali bisa mengucapkan kata "Enda" dan "Yayah". Setelah saya umur 6 tahun saya masuk TK taman kanak" waktu TK saya sangat pendiam dan selalu menjauh dari orang" karna takut tidak mempunyai temen ,tetapi ada satu teman perempuan yg bernama Mila dan dia sangat baik kepada saya ternyata dia tetanggaku. Suatu hari aku bertemu Milla dia menyapa ku dengan lembut dia temen terbaik ku dia juga yang mengajarkanku berbuat baik kepada siapapun,aku senang mengenal suatu hari aku bisa bertemu kembali denganmu Setelah melewati masa" tk saya masuk sekolah dasar pada umur 7 tahun waktu itu saya sudah bisa membaca jadi saat pelajaran membaca saya tidak pernah di suruh ke depan seperti temen" hari pun berlalu saya sangat nyaman belajar disini karna mempunyai ibu guru yang menyayangiku dan temen tamat sekolah dasar saya memasuki sekolah menengah pertama SMP, suasannya sangat ramai dan muridnya cukup banyak,tetapi di SMP dalam waktu seminggu aku dapat akrab tidak begitu akrab ada juga yang tidak suka dengan ku dia bernama Morin dia tidak pernah menyapaku atau bermain bersama tak apa aku senang bisa mengenal dia walaupun tidak seakrab saat masuk SMP ada kegitan yang di namakan MOS atau masa orientasi siswa. Di SMP Alhamdulillah aku sering mendapat peringkat 2 dan 3 karena ibu ku yang selalu memberi support dan dukungan harus bersungguh-sungguh dalam melakukan belajar agar hasilnya memuaskan ,ketika selsesai ujian aku lebih banyak diam di rmh berbeda dengan SD aku selalu keluyuran kemana mana tanpa mengenal waktu. Setelah lulus SMP aku memulai bersekolah SMA ,yaitu SMAN 1 Bandung berbeda dengan SD dan SMP di SMA kita didik untuk lebih disiplin,karena agar kita siap ketika memasuki dunia kerja, dan waktu memilih jurusan aku memilih masuk kelas IPA Ternyata aku bertemu dengan teman lamaku yaitu Milla dulu kita sering bermain bersama sampai tidak tau waktu cukup banyak kenangan yang kita lalui seperti bermain,beljar. dan ada momen yang tak terlupakan dia mengajarkan ku melukis mengambar dan disitu aku mempunyai hobi melukis aku senang bisa bersama lagi dengan Milla temen TK ku dlu ,hati ku sangat senang bisa berjumpa dengan Milla bisa mengajarkan ku lebih banyak lagi dalam melukis .SMA ini lah untuk pertma kalinya aku mendapatkan peringkat 1 di waktu kelas 1 mengalami banyak penurunan di SMA itu peraturannua sangat ketat dan guru di siplinya sering marah marah tetapi meski marah itu semua demi kebaikan aku dan murid SD SMP dan SMP sekarang SMA aku mengalami banyak kenangan . belajar bersama diskusi bersama ngobrol bersama pengetahuan serta pengalaman yang sangat berharga dan juga banyak kenangan yang tak terlupakan dan tak tergantikan . Lihat Fiksiana Selengkapnya
Kolase VICE / Semua Angel MartinezKetika saya masih lima tahun, orang tua sering mengajakku bertemu dengan perempuan misterius yang bekerja tak jauh dari rumah kami. Saya tak tahu siapa dia, dan ada keperluan apa dengannya. Yang kuketahui hanyalah perempuan itu suka menyuruh saya melakukan berbagai macam hal, seperti mengeja kata-kata dan melafalkan kalimat pendek dengan lantang. Sebagai hadiah telah melakukan keinginannya selama beberapa jam, saya boleh mengunjungi perpustakaan lengkap di sebelah kantor. Dua kali saya dibawa ke kantor perempuan itu setelahnya, dan sejak itu kami tidak pernah bertemu baru mengetahui tujuan pertemuan itu delapan tahun kemudian, saat saya berusia 13. Ayah ibu menunjukkan hasil tes psikologi yang saya lakukan sewaktu kecil. Kedua orang tua memutuskan untuk membawaku ke psikolog setelah melihat tanda-tanda “kemampuan kognitif lanjutan” pada diriku yang masih kanak-kanak. Perempuan yang kutemui dulu rupanya seorang psikolog yang menguji kecerdasanku. Menurut pengamatannya, saya memiliki “kecerdasan luar biasa”. Pada umur lima tahun, saya mampu menguasai kosakata dan membaca layaknya anak kelas sembilan, serta memiliki kemampuan penalaran abstrak setara bocah 13 tahun. Dia bilang “potensi bakat” ini dapat dipupuk melalui kegiatan pengayaan dan peluang untuk “pemikiran yang berbeda”.Penulis berpose di depan komputer jadul untuk menulis saat masih tiga sama sekali tidak terkejut mendengarnya, karena saya merasa orang tua selalu memujiku selama ini. Sebagai anak tunggal yang suka mencari perhatian, saya menerima pengakuan itu dengan bangga. Umurku baru satu tahun ketika belajar berbicara dalam frasa, dan beberapa bulan kemudian, saya belajar membaca alfabet secara mundur karena bosan. Asal tahu saja, saya melakukannya sendiri. Pada usia tiga tahun, saya membenamkan diri dalam tumpukan buku. Dari almanak, dongeng sampai buku panduan, semuanya sudah kubaca. Saya pun menjadi anak kebanggaan keluarga. Acara kumpul keluarga adalah waktunya unjuk gigi. Mereka akan bertepuk tangan heboh setelah mendengar saya menyebutkan ibu kota dunia dan menjelaskan proses pencernaan satu “buku” karangan penulis saat masuk koran ketika masih lima dari semua hal yang menarik minatku, menulis buku menjadi kegiatan yang paling saya sukai. Ibu selalu membawa setumpuk kertas dari kantor supaya saya bisa menulis ceritaku sendiri. Saya awalnya terinspirasi oleh dongeng yang sudah dibaca, sampai akhirnya saya mulai tertarik menulis pengalaman pribadi. Saya telah menulis ratusan buku begitu umurku beranjak lima tahun. Saya masuk koran dan acara TV karenanya. Saya dielu-elukan sebagai masa depan sastra yang diterima penulis saat TK, SD dan SMA. Kolase oleh yang luar biasa ini dibuktikan oleh berbagai penghargaan yang saya terima dari sekolah dan kegiatan ekstrakurikuler. Saya memenangkan berbagai kompetisi, dari spelling bee hingga lomba menulis. Saya tidak perlu bekerja keras untuk masuk perguruan tinggi ternama di Filipina. Saya lolos ujian masuk, meski tidak mengikuti sekolah musim panas. Saya percaya diri bisa tetap secerdas ini selama mengenyam pendidikan di kampus idaman, Universitas Ateneo de Manila. Tahun pertama pun berlalu, dan saya dihadapkan pada kenyataan bahwa saya tidak sehebat pertama yang saya kumpulkan untuk mata kuliah bahasa Inggris mendapat nilai C karena “kurang fokus” dan “terbelakang”. Sepanjang hidup dikagumi sebagai anak genius, saya tak mampu menghadapi kegagalan dengan baik. Saya bisa melakukan semuanya dengan sempurna dalam sekali coba, sehingga saya berpikir saya tidak dilahirkan untuk gagal. Bagiku, kesalahan menunjukkan ketidakmampuan. Sewaktu kecil dulu, saya akan mengganti kertas dan menulis ulang jika salah mengeja atau tulisan tanganku kurang rapi. Saya menelan mentah-mentah pujian orang di sekitarku, bahwa saya adalah yang terbaik dari yang saya mulai menyadari, saya tidak mungkin menjadi satu-satunya yang memiliki pemikiran cemerlang di kelas yang penuh mahasiswa cerdas. Semua ide yang ingin saya utarakan, tulis dan lakukan telah dilaksanakan dengan lebih baik. Saya masih ingat pada saat melakukan ujian tengah semester sastra Filipina. Saya yakin akan mendapat nilai terbaik karena menyamakan dongeng yang kami baca dengan perang Presiden Rodrigo Duterte melawan narkoba. Tapi ternyata, teman-teman sekelas juga menulis hal tidak mampu berpartisipasi dalam diskusi kelas, dan menghasilkan makalah di bawah standar. IP-ku di semester pertama biasa-biasa saja. Saya merasakan tekanan besar untuk membuktikan kecerdasanku karena sebelumnya saya tidak perlu bersaing dengan siapa pun. Saya larut dalam kekecewaan dan sulit untuk bangkit ketika saya gagal untuk pertama kalinya. Saya tidak mau menulis apa pun selain untuk persyaratan akademis. Sabotase diri yang terkait dengan “burnout” anak berbakat ini sebenarnya sering terjadi. Penelitian sosiologis telah membahasnya, dan pengguna TikTok juga menceritakan betapa lelahnya menjadi anak berbakat. Perasaanku seharusnya lebih tenang setelah melihat ada banyak anak berprestasi di luar sana yang meninggalkan hobi karena tidak segera menguasainya dan menguasai lebih dari kemampuan mereka, tapi saya justru merasa seperti baru bangun dari mimpi buruk. Saya biasa-biasa butuh waktu untuk menerima fakta kehebatanku tidak ada apa-apanya — saya tak lagi yang terbaik di dunia ini. Pandemi memaksaku berdiam di rumah, dan menghambat diriku untuk menjadi lebih baik. Anehnya, saya mendapati diri menulis lebih banyak daripada sebelumnya. Ini satu-satunya cara memahami putaran waktu kejam yang kuhadapi. Tidak ada tenggat waktu dan tolok ukur sama sekali — hanya ada laptop untuk mengikuti kelas online atau papan visi yang saya susun sembarangan di dinding pertama penulis yang masuk berbulan-bulan, saya tanpa henti membangun portofolio dengan konten-konten yang mencerminkan minatku dan relevan dengan kenalan. Dukungan teman dan keluarga membantuku untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri yang sempat hilang. Mereka mendorong saya untuk mempublikasikan tulisan. Seminggu penuh saya menawarkan ide tulisan ke majalah favorit saat remaja dan platform-platform baru yang mencari hiburan selama karantina. Penulis dikelilingi judul-judul artikelnya yang sudah tulisan ke editor yang jauh lebih berpengalaman berarti saya sudah siap untuk dikritik dan dikoreksi seperlunya. Sebagai seseorang yang ingin tulisannya terbit, awalnya agak sedih dan kecewa ketika banyak yang harus direvisi dan dihapus. Tapi jika dipikirkan lagi sekarang, proses ini mengajarkanku untuk menerima umpan balik. Saya bukanlah yang terbaik, dan tidak ada salahnya dengan tak sengaja menemukan salinan hasil tes psikologi ketika menulis artikel ini. Saat membolak-balikkan halaman, saya hanya bisa menertawai diri yang terlalu berpegang teguh pada sebuah label — seolah-olah nilai saya sebagai manusia dapat ditentukan dalam laporan 20 halaman. Saya tidak membenci masa kecil, karena dari situlah saya menemukan hasrat untuk menulis. Saya takkan mungkin bisa mengalami pertumbuhan yang sesungguhnya jika saya tidak melepaskan diri dari label satu dimensi ini. Lagi pula, menjadi “anak berbakat” bukanlah penggambaran akurat dari diri saya. Julukan ini hanya berfungsi sebagai pengingat bahwa saya bisa melakukan apa saja jika saya bekerja keras dan menyukai pekerjaannya.
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ketika masih kecil menurut saya adalah anak yang nakal seperti anak yang suka bermain dengan teman tanpa memikirkan pelajaran sekolah, malas belajar, suka ketiduran di kelas mungkin karena lelah akibat terlalu lelah bermain dengan teman di siang hari hingga hampir memasuki waktu maghrib. Karena kemalasan saya dalam belajar akhirnya saya tidak naik kelas dan terpaksa harus mengulang pelajaran kembali dan ketika tidak naik kelas sangat malu ketika bertemu teman teman saya yang telah naik kelas tapi saya menyadari bahwa hal tersebut akibat kesalahan saya karana malas belajar. dan ketika saya tidak naik kelas dan harus mengulang pada kelas yang sama maka saya tidak perlu membeli buku pelajaran kembali karena saya sudah mempunyai buku pelajaran yang terdahulu tetapi harus membeli buku tambahan untuk pelajaran baru. Semasa kecil atau pada masa belajar di bangku sekolah dasar ada pelajaran yang paling saya takuti dan mata pelajaran tersebut adalah pelajaran matematika dan ketika guru saya menyuruh maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan menunjuk murid untuk mengerjakan soal matematika maka saya akan menunduk atau mengumpat dibalik punggung teman saya yang duduk dibangku di depan saya. Dan biasanya di sekolah saya satu persatu harus maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dan akhirnya saya maju untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis dengan perasaan ketakutan karena sebelumnya tidak mempelajari pelajari mata pelajaran matematika. dan setelah saya selesai mengerjakan soal matematika setelah di nilai oleh guru saya dengan penilaian banyak kesalahan dan akhirnya di tunjuk murid lain atau teman saya yang mampu mengerjakan soal matematika dan kalau tidak salah akhirnya saya dihukum untuk berdiri didepan kelas karena tidak bisa mengerjakan soal matematika. Pelajaran matematika adalah pelajaran yang amat teramat menakutkan untuk diri saya dari kecil hingga dewasa karena saya tidak bisa mempelajari matematika mungkin karena saya kurang berusaha keras atau kurang gigih dalam mempelajari pelajaran matematika. pada masa kecil hingga dewasa pelajaran matematika selalu membuat jantung saya berdebar kencang karena ketakutan untuk mengerjakan soal oleh guru. Menurut saya guru saya sudah mengetahui bahwa saya tidak bisa atau tidak mampu untuk mengerjakan soal mata pelajaran matematika dan mungkin guru atau teman teman saya sudah dapat mengetahui dan melihat pada diri saya ketakutan sekali untuk mengerjakan mata pelajaran matematika baik dibuku tulis maupun mengerjakan soal matematika di papan tulis dan yang akhirnya selalu digantikan oleh murid atau teman saya yang bisa untuk mengerjakan soal matematika di papan tulis. pada masa sekolah dasar saya pernah mendapatkan nilai nol 0 untuk pelajaran matematika hal tersebut di karenakan saya tidak belajar dan nilai rapot saya selalu banyak merah dimata pelajaran yang susah menurut diri saya. Setelah lulus sekolah dasar SD sering perasaan sedih menghinggapi atau datang pada diri saya dan yang membuat saya sedih karena setelah lulus sekolah dasar maka saya akan tidak berpisah atau tidak bertemu lagi dengan teman teman saya semasa sekolah dasar. pada saat yang sama saya juga sedih karena harus berpisah dengan guru guru saya dan apapun yang terjadi walaupun hati terasa sedih karena harus berpisah dengan teman teman dan guru guru saya maka kenangan yang menyedihkan tersebut harus saya lalui. Memasuki masa sekolah menengah pertama saya tidak diterima di sekolah negeri karena nilai evaluasi melajar tahap akhir nasional Ebtanas murni atau yang biasa disebut dengan sebutan Nem tidak mencukupi untuk belajar di sekolah negeri. akhirnya saya mengikuti test di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya di terima Ketika memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan bertambahnya mata pelajaran tetapi tetap mata pelajaran matematika yang amat teramat saya takuti karena pada saat memasuki sekolah menengah pertama yang saya rasakan mempelajari mata pelajaran matematika semakin sulit. mungin karena sebelumnya saya tidak mempelajari mata pelajaran matematika dengan serius oleh karena itu mata pelajaran matematika saya sebut mata pelajaran yang tersulit tetapi bagi murid yang rajin belajar atau sering mempelajari matematika maka mata pelajaran matematika akan menjadi lebih mudah. Maka selama satu tahun saya belajar di sekolah menengah pertama swasta yang akhirnya saya pindah ke sekolah negeri dan alhamdulillah saya di terima untuk pindak kesekolah negeri dan pada saat pertama saya memasuki sekolah negeri sebagai murid baru maka bagian atau tahap pertama yang harus saya lakukan adalah melakukan perkenalan diri. Pada saat saya harus berdiri memperkenalkan diri di depan kelas dengan di saksikan banyak murid padahal sebenarnya saya orang yang tidak percaya diri untuk berbicara didepan banyak orang. yang akhirnya saya berusaha memberanikan diri saya untuk berbicara di depan banyak orang dan saya berusaha untuk tidak berbicara banyak agar cepat untuk tidak berbicara di depan kelas atau di depan banyak teman teman saya. 1 2 Lihat Catatan Selengkapnya
Uploaded byAGUS 78% found this document useful 9 votes23K views3 pagesDescriptionkisahCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document78% found this document useful 9 votes23K views3 pagesKisah Singkat Hidupku Dari Kecil Sampai Saat IniUploaded byAGUS DescriptionkisahFull descriptionJump to Page You are on page 1of 3Search inside document Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Asalammualaikum Saya akan menceritakan kisah saya dari kecil hingga saat ini. Ketika itu saya lahir pada hari Jum'at, tanggal 23 Desember 1994 Jam WIB di Rumah Sakit Diesel Priuk, Jakarta Utara. Nama saya Deni Reja Afrija dan di panggil Aden, anak pertama dari tiga bersaudara, nama Adik-Adik saya Rahmayanti Ningrum dan Eva Sahla Rizkia dan nama orang tua saya Ahmad Fatoni Yudi dan Rostiana. Sekarang saya berumur 17 tahun, tinggal di Pondok Ungu Permai dan sedang menjalani Kuliah di Universitas Gunadarma Kalimalang, Bekasi. Mau tau kenapa saya di panggil Aden? karena nama Aden itu adalah nama anak raja di kerajaan sunda hehe bisa juga di artikan AA DENI hehe D Awalnya nama saya adalah Raden Reja Afrija ? namun di ganti dengan nama Deni Reja Afrija karena terlalu woow banget nama Aden kayak anak raja banget ? Alhamdulillah nama saya membawa berkah kalau arisan dapet awal trus hehe. Dan satu lagi arti nama Deni Reja Afrija adalah HARAPAN. Yang memberi nama saya adalah kakek saya bapaknya papah saya. Langsung saja baca kisah perjalanan hidup saya ya ? seru loh.... Ketika umur 1-2 tahun saya di ajarkan mengaji oleh kakek saya, sehingga pada umur 2 tahun saya telah hafal Juz'Amma namun ketika umur 4 tahun saya lupa semuanya di karenakan Mati Suri sedih ya Keluarga saya pun menangis histeris, namun Allah berkehendak lain, saya pun di hidupkan kembali ALHAMDULILLAH. Ketika itu saya seperti orang yang baru kenal keluarga lalu akhirnya ingat kembali dengan keluarga karena slalu di ingatkan kembali. Dan tepatnya pada tanggal 27 april 1998 saya mempunyai adik perempuan yang bernama Rahmayanti Ningrum namun ketika itu nenek saya yang bernama juga meninggal "padahal baru berapa hari saya mati suri" dan sangat sedih karena Ia adalah orang ke dua setelah orang tua saya yang slalu menjaga saya. Waktu nenek saya meninggal, saya seperti orang kehilangan? karena slalu mencari nenek saya yang saya panggil NDE sampai ke kolong tempat tidur. Setelah beberapa hari saya seperti orang stres akhirnya sayapun di rukiyah "kata orang tua saya" sedih ya jadi saya dan akhirnya saya pun seperti lupa dengan nenek. ketika adik saya baru lahir dan nenek saya meninggal, saya slalu sakit-sakitan. Saya itu adalah orang yang sering sakit-sakitan? maklum anak pertama. Saat kecil saya slalu di rawat di rumah sakit. sakit saya yang paling parah adalah step atau kejang-kejang *PADAHAL UDAH MATI SURI YA? tapi tetap sakit-sakitan, namun kini saya sehat wal'afiat. Ketika saya telah sembuh dari penyakit saya dan pada umur 4 tahun setengah Orang Tua saya langsung mendidik saya dan saya mulai menjalani pendidikan di AL-IMAN, Priuk. Saya lupa masa-masa TK hehehe "intinya waktu TK saya pernah kenal sama orang ambon yang namanya Paijo dan selalu adu panco setiap hari". Sejak saya lahir keluarga saya masih tinggal bersama kakek saya dan pada umur 5 tahun setengah saya pun masuk SD, di PAGI SEMPER BARAT, priuk. Tingkah saya waktu SD masih seperti anak-anak, dan mulai belajar naik sepeda. Ketika itu papah yang mengajarkan saya naik sepeda, namun ada hal lucu yang saya ingat sampai sekarang yaitu saya jatuh menabrak tong sampah lalu kecebur ke got di karenakan papah membiarkan saya belajar sendiri, " ya itulah hal yang menurut saya lucu" hehe sesampainya di rumah atau setelah belajar sepeda saya dan papah makan masakan mamah paling enak yaitu Nasi Goreng. Hingga saat ini pun makanan favorit saya adalah nasi goreng buatan mamah. hehe Setelah waktu semakin berlalu Orang Tua saya berniat untuk pindah ke daerah Bekasi, namun akan pindah setelah saya di sunat. Pada umur 7 tahun Alhamdulillah telah di sunat dan keesokan harinya saya dan keluarga pun pindah. Jujur ketika saya pindah, saya sedih karena kakek saya tinggal hanya bersama anaknya yang bontot adik papah. Kakek saya adalah orang yang berjasa buat saya karena telah mengajarkan saya SHOLAT walaupun orang tua saya yang mendidik saya namun kakek saya yang mengajarkan sholat karena secara fisik saya mirip dengan kakek saya yang bernama Ketika tahun 2002 saya dan keluarga pun pindah ke daerah Puri Harapan, Bekasi Utara. Ketika seminggu kemudian kakekku menyusul ke Bekasi dengan rasa rindu yang amat sangat terasa, saya sedih dan nangis ketika mengingat hal ini karena ini adalah kesedihan beserta rindu yang amat dalam saat keluargaku bertemu kembali di rumah yang berbeda. Kakekku 3 hari nginep di rumah baruku, kami senang bercampur sedih karena di Priuk Ia merasa kesepian karena kami cucu yang menemani Ia selama di tinggal Nenek. Hari demi hari telah berlalu, keluargaku selalu menengok kakek dalam waktu seminggu 1x. Pada tanggal 1 April 2004, lagi-lagi saya dan keluarga berduka tapi kali ini seorang bapak dari mamah yang tinggal di Banten dan dirinya saya panggil Apa Nde saya sedih bercampur terharu karena Ia meninggal dalam keadaan Sholat subuh. Saya rela meninggalkan UAS 3 hari dan pulang ke kampung halaman dalam suasana duka. Lalu pada tanggal 3 Agustus 2004, saya mempunyai adik perempuan lagi yang namanya Eva Sahla Rizkia di panggil kriting karena mirip dengan papah saya rambutnya hehe. Pada tahun 2006 saya lulus SD di ASIH 06, saya senang dan masuk SMP di SMPN 3 BABELAN. Masa-masa SMP adalah masa-masa saya mulai merasakan jatuh cinta untuk yang pertama kali, tepatnya waktu kelas 3 SMP. Saya merasakan jatuh cinta sama seorang wanita yang bernama Windy Novianti dan akhirnya pun pacaran. Pada tahun 2009 kami senang bisa lulus bersamaNya namun Saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 TARUMAJAYA dan Windy sekolah di SMK FARMASI, kita pun beda sekolah namun sampai saat ini rumahnya dekat sekitar 5 menit. Beberapa tahun kemudian tepatnya tahun 2011 di saat saya kelas 3 SMA kakek saya yang saya panggil ABAH sudah mulai tua dan sakit-sakitan sehingga di rawat di PRIUK. Saya dan keluarga slalu menjenguk abah namun kamipun akhirnya berduka karena kepergian kakek yang penah mengajarkan saya sholat, Ia meninggal karena sakit dan lagi-lagi dalam keadaan sholat subuh. kejadian ini yang membuat motivasi saya slalu mengkhatamkan Al-Qur'an dan Alhamdulillah setiap bulan puasa saya khatam Al-Qur'an. Saya sedih dan menangis ketika mengaji dan ada nama kakek saya dalm al-qur'an, saya slalu terbayang dengannya dan amanat darinya adalah " Den jangan merokok dan meninggalkan sholat " . Waktu pun berlalu begitu indah bercampur sedih setelah kepergian kakek dan ketika itu masa-masa SMA hampir usai dan masa-masa paling indah adalah SMA. Saya menemukan sahabat yang saya banggakan, slalu susah senang bersama contohnya Ketika teman sakit saling menjenguk atau ketika teman membutuhkan duit saling memberi dan ketika jalan-jalan ke puncak bersama-sama sahabat saya itu adalah momen yang paling indah ketika SMA karena di saat ke puncak saya beserta sahabat-sahabat konfoi naik motor ke puncak bogor. Kami di sana senang-senang contohnya foto-foto, bermalam di Masjid At-ta'awun dalam suasana dingin. Ada hal yang menarik dan lucu yaitu ketika kami bermalam di Masjid di karenakan tidak mendapatkan Villa dan juga ketika pagi telah tiba kami ber8 mencari sarapan dan membeli nasi uduk di persimpangan, singkatnya setelah makan nasi uduk saya dan teman-teman berniat tidur hingga zuhur. Saya pun berdiskusi Saya Bu, Maaf sebelumnya kami ingin numpang tidur hingga zuhur ? karena tidak dapat villa apakah boleh ? Ibu tukang nasi uduk aduh silahkan, tidak apa-apa nak akhirnya kami semua tidur hingga jam Wib lalu pamit pulang dan alhamdulillah sampai di rumah masing-masing dengan selamat walaupun ada kejadian ban motor saya meletus. masa-masa indah SMA hampir berlalu, ada beberapa teman yang selalu menawarkan rokok namun saya tolak karena saya tidak bisa merokok. Pada bulan Mei 2012 saya dan teman-teman menyatakan LULUS dengan hasil yang memuaskan, Lalu konfoi dan coret-coretan serta tanda tangan teman-teman. Setelah lulus-lulusan SMA, Saya bingung mencari PERGURUAN TINGGI NEGERI ? namun saya mencoba ikut PTN dan UJIAN MANDIRI di UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA, tetapi hasilnya tidak memuaskan, usaha saya masuk PTN gagal total tapi saya senang dapat pengalaman. Akhirnya saya mencari PERGURUAN TINGGI SWASTA dan akhirnya saya menemukannya yaitu di UNIVERSITAS GUNADARMA, kalimalang Bekasi. Di sini saya memilih FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI, JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA dan saya menemukan arti hidup yang sesungguhnya, mempunyai teman baru yang mau mengajarkan tentang ilmu atau juga sharing dan senang kenal senior yang mau membimbing mahasiswa baru Teknik Informatika terutama HIMTI dan juga mendapatkan Ilmu yang sangat bermanfaat dari Dosen-Dosen di sini. Lebaran tahun ini akan menjadi momen yang paling berharga di hidupku, karena saya menjalani puasa dan lebaran dengan hikmat, ziarah ke makam abah,nde dan apa nde, khatam Al-Qur'an dan THR nya banyakkkkk hehehe D. Sekarang nenek saya sisa satu yaitu NDE ibunya mamah namanya ia sekarang adalah nenek satu-satunya yang memberikan kasih sayang saat ini. Ini memang kisah nyata di kehidupan saya, saya ingat karena di ceritakan oleh Orang Tua saya dan saya. Penuh lika-liku ya ?? hehe itulah hidup, ngga selamanya di atas, ngga selamanya terpuruk. Jika kalian baca cerita saya di atas, coba deh berfikir "Dibalik kesedihan saya slalu ada kesenangan", Alhamdulillah ada hikmah dan berkahnya. Sekarang niat saya adalah sukses agar bisa mengganti jasa orang tua saya, impian saya memberangkatkan haji kedua orang tua saya dan cita-cita saya adalah menjadi Ustad yang berbasis IT, hehe Amin. Terimakasih telah membaca kisah perjalanan hidup saya. Walaikumsalam
kisah hidup sejak kecil sampai sekarang